Darah Amarah

Aku terkapar tak berdaya Pasrah dan hampir mati

Darah Amarah

Oleh: Abram Sunjaya, Kelas IX A, SMPK Immaculata Ruteng

 

 

Saat speedometer amarah memuncak

Langit terasa gelap nan pekat

Kau tatap aku dalam benak

Tajam begitu lekat

 

Seketika darahmu memerah

Kian memarah dalam amarah

Ku terdiam dalam pasrah

Seketika aliran darah tersumbat parah

 

Kau terjang aku dengan kata-kata

Kau banting aku dengan caci

Aku terkapar tak berdaya

Pasrah dan hampir mati

 

Belum kau juga puas

Kau terkam aku dengan buas

Aku semakin tak berdaya begitu lemas

Bahkan tak mampu bersuara layaknya suara khas

 

Ku pikir diam adalah solusi

Nyatanya kau semakin menggila

Aku semakin tak mampu berdiri

serta pasrah dalam dukaku

 

 

 

 

 

Ruteng –Manggarai

*edtr.immcul

 

LINK TERKAIT